Apa bisa di lewati ?
“akhirnya sampai kampong
halaman ayah ?”
Terbangun,aku sudah sampai ternyata di desaku,tempat
kelahiran ayahku.di dalam mobil kijang yang bangku tengah dilepas dari
tempatnya.sesosok pria sangat tampan.
“ayahku”
Beliau sakit,sakit parah. Ia tak bergerak dan tak
bersuara.aku ingin teriak dan membangunkanya. Tp Percuma!, percuma aku
melakukannya.karena kenyataanya akupun takut,takut akan kenyataan yang akan aku
hadapi nanti. Aku yang belum tau apa apa ini melihat heran Orang orang dekat
rumah pada berdatangan semua,mungkin karena sudah di hubungi pak’de “kakak
ayah” jika keadaan ayah seperti ini dan mungkin solidaritas diantara warga di
desa sini memang begitu tinggi.
“ kenapa naaak ! kenapa kamu pulang dalam keadaan seperti
ini. Banguuun !”
Nenekku histeris melihat ayahku seperti ini,hanya nafas yang
menandakan ia masih ada.
“Jangan seperti itu bu!” adik baru pulang. Kesini mau
bertemu ibu,walaupun keadaanya seperti ini.”
Pamanku pun yang ikut menjemput ayah dari Jakarta menenangkan
nenek. “ibu dari ayahku”.
“Kenapa jadi begini!”
Sudah sudah. Kasihan adik.
Ayahku pun di bopong beberapa orang,disana ada kerabat dan
adik juga kakak ayah. Membawa ayah masuk kerumah. Semua histeris saat ayah di
bopong keluar di mobil.entah semuah itu karena kasihan atau apa,aku berfikir
disini banyak orang yang menyayangi ayah dan menghormati ayah.
“Mandi sana,trus sarapan dulu”
“Iya pak’de,sahut ku”
Semakin lama semakin
banyak orang berdatangan dari tetangga saudara dan teman ayah.itu membuatku
kagum.betapa baiknya ayah sehingga banyak orang yang mengenalnya.Malamnya acara
pengajian,tenyata sebelum berangkat ke Sumatra ayah minta kakaknya untuk di
adakan pengajian saat dia tiba dirumah. Setelah pengajian selesai dan sudah
pada pulang, aku dan ibu makan. Tak lama kemudian terdengar suara histeris
bu’de.
“Ada apa ? apa yang
terjadi ?”
Aku dan ibu pun lansung berlari keruang depan. Terlihat
semua panic termasuk aku. Ketika melihat nafas ayah yang seperti itu.
“aku bingung,aku tidak
dapat berfikir, ayah…..”
Ibu membimbing ayah untuk membaca syahadat.
Dan akhirnya ayah pun pergi untuk selamnya,meninggalkan ku
sendiri di tempat asing.
“aku hanya
menangis,menangis dan menangis.sampai akupun tertidur”
Hari berganti hari semua keluarga sudah mengikhlaskan
ayah,mungkin ini yang terbaik untuk ayah dan keluarga.
Paman juga sudah mencari sekolah untuk aku,aku berharap
dapat sekolah yang pendidikanya sama dengan sebelumnya, tapi tenyata tidak.
“haaah, masuk MTS.inginya
masuk SMP karna ada saudara disana sebagai guru,klo di MTS Gimana ya
orang-orangnya ? , baik-baik ga ya ?”
Dan aku pun harus siap untuk tinggal disini berdua dengan
ibu,bertahan hidup untuk tak berpengaruh dengan lingkungan yang cara
berfikirnya berbeda dengan kami.
THE END
I LOVE YOU MOM AND
DAD
FOREVER